Bersujud untuk Melangitkan Doa

Rabu, 05 April 2023

Selama bulan puasa ini, ada hal yang aku pikirin. Kadang bangun tidur, kadang sebelum tidur. Karena kebiasaan aku ga pernah lipet sajadah kalau habis sholat, sehingga justru mau tidur dan bangun tidur, aku pasti ngeliat sajadah yang kebuka di lantai ya kan. Kemudian di situ aku berpikir, berkali-kali, selewat dan selewat. Kita selalu bilang Tuhan adanya di langit, intinya di atas lah ya. Tapi sehari-hari, setiap saat, bahkan ada yang bilang "Kita hidup ini diminta untuk bersujud kepada Allah". 

Nah! Sementara dengan bersujud kita menjadi dekat dengan Allah, sementara dengan bersujudlah kita bertemu dengan Allah. Padahal bersujud itu kan turun, tidak naik, padahal bersujud itu ada di dalam, bukan di atas. Di situ aku mulai berpikir dan berpikir lagi nih ya. Mungkin, mungkin, mungkin lho ya. Mungkin inilah esensi Islam, esensi beribadah kepada Allah, esensi bertemu dengan Allah, esensi mendekat dengan Allah. Adalah dengan membiasakan merendahkan hati kita, merunduk, merungkuk dalam rukuk, dan bersujud. Menyujudkan badan kita, menyujudkan kepala kita, menyujudkan hati kita. Sehingga seluruh apa yang ada di dalam diri kita ini, menjadi sungguh berserah kepada Allah, menjadi rendah pada kehidupan ini, menjadi penuh terisi dengan kebaikan yang bermakna, menjadi bersahaja mungkin, adalah dengan merunduk. 

Dan membesarkan diri dalam kesombongan, tidak akan mempertemukan kita dengan Allah.

Nah tapi, ada tapinya nih, masalah Allah di dalam atau di atas langit. Nabi Musa AS dan Nabi Muhammad SAW bahkan pernah naik bukit, dan langit, untuk menemukan Allah SWT, jadi mungkin ya memang ada benarnya juga Allah ada di atas langit. Namun perlu diingat bahwa mereka adalah Nabi. Mereka yang memang dipanggil Allah untuk berkomunikasi, untuk naik ke atas bukit, untuk ke langit. Tapi kita kan manusia biasa, dan kita cuma diminta untuk bersujud. Jadi, mungkin dengan bersujud itulah kita justru melangitkan doa-doa kita. Wallahualam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar